Banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa selain pesawat, kereta api juga memiliki aturan ketat terkait penggunaan perangkat pengisi daya seperti power bank. Aturan ini ditetapkan untuk menjaga keselamatan penumpang dengan meminimalisir risiko kebakaran yang dapat disebabkan oleh perangkat tersebut.
PT KAI baru-baru ini mengeluarkan aturan baru terkait penggunaan power bank di dalam kereta api. Kebijakan ini diharapkan dapat memberikan perlindungan ekstra bagi penumpang dan mencegah potensi bahaya yang mungkin terjadi selama perjalanan.
Aturan ini juga mengharuskan penumpang untuk memperhatikan kapasitas daya power bank yang mereka bawa. Perhitungan kapasitas dapat dilakukan dengan rumus tertentu, yang menunjukkan betapa pentingnya bagi penumpang untuk mengetahui spesifikasi perangkat mereka.
Aturan Baru Penggunaan Power Bank di Kereta Api
Menurut informasi dari PT KAI, penumpang diharuskan mematuhi beberapa ketentuan saat menggunakan power bank. Salah satu yang perlu diperhatikan adalah kapasitas maksimal dari perangkat tersebut yang harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Perhitungan kapasitas dilakukan dengan rumus Wh = (kapasitas mAh x Voltase) / 1.000. Penumpang juga diwajibkan untuk memastikan bahwa power bank yang dibawa memiliki label yang menunjukkan kapasitas daya yang jelas.
Salah satu larangan yang diterapkan adalah penumpang tidak diperbolehkan untuk mengisi ulang daya power bank di dalam kereta. Kebijakan ini diterapkan untuk memastikan keamanan perjalanan, di mana hanya perangkat dengan konsumsi daya rendah yang diizinkan menggunakan stopkontak kereta api.
Perangkat yang Diperbolehkan Mengisi Daya di Kereta Api
Di dalam kereta api, hanya perangkat tertentu yang diperbolehkan untuk mengisi daya menggunakan stopkontak, seperti handphone, tablet, laptop, dan earphone. Dengan demikian, penumpang dituntut untuk mematuhi aturan ini demi keselamatan bersama.
Pihak PT KAI telah menekankan bahwa menggunakan stopkontak untuk mengisi daya perangkat yang tidak diperbolehkan dapat berisiko dan menciptakan situasi berbahaya. Oleh karena itu, penumpang disarankan agar tidak sembarangan mencolokkan perangkat mereka ke stopkontak yang tersedia.
Ketentuan ini diharapkan bisa membuat perjalanan lebih aman dan nyaman bagi semua penumpang, serta meminimalkan risiko kebakaran. Kesehatan dan keselamatan penumpang merupakan prioritas utama dari perusahaan kereta api.
Aturan Terkait Penggunaan Power Bank di Maskapai Penerbangan
Selain di kereta api, beberapa maskapai penerbangan juga memiliki kebijakan khusus terkait penggunaan power bank. Contohnya, maskapai Emirates yang menerapkan aturan melarang penggunaan power bank selama penerbangan dimulai dari Oktober 2025.
Aturan tersebut menyatakan bahawa penumpang masih diperbolehkan membawa power bank ke dalam kabin, tetapi tidak untuk digunakan. Baik untuk mengisi daya perangkat lain atau mengisi baterai power bank itu sendiri dari sumber daya pesawat.
Emirates juga mengatur bahwa penumpang hanya diizinkan membawa satu power bank dengan kapasitas daya di bawah 100 watt jam. Kebijakan ini diberlakukan setelah terjadinya peningkatan insiden terkait kebakaran akibat baterai litium-ion dalam pesawat.
Bahaya yang Dapat Timbul dari Penggunaan Baterai Litium-ion
Baterai litium-ion yang umumnya digunakan dalam power bank memiliki risiko tertentu. Dalam kondisi tertentu, seperti ketika baterai kelebihan muatan atau mengalami kerusakan, dapat memicu fenomena yang disebut thermal runaway, di mana suhu dalam sel baterai meningkat secara drastis.
Thermal runaway dapat berakibat fatal, menyebabkan kebakaran atau ledakan bahkan melepaskan gas beracun ke udara. Ini merupakan ancaman yang nyata dalam dunia penerbangan modern, sehingga penanganan yang cermat sangat diperlukan.
Pihak maskapai juga menegaskan bahwa banyak power bank tidak dilengkapi dengan standar perlindungan yang cukup untuk mencegah terjadinya masalah tersebut, meningkatkan risiko bahaya yang mungkin terjadi dalam penerbangan.
Pentingnya Penempatan Power Bank di Lokasi yang Aman
Dalam situasi darurat, penempatan power bank di lokasi yang mudah diakses menjadi sangat penting. Jika terjadi kebakaran atau insiden lain, awak kabin perlu memiliki akses cepat untuk merespons dan memadamkan api sebelum semakin meluas.
Oleh karena itu, penumpang disarankan untuk mempertimbangkan lokasi penyimpanan power bank mereka. Dengan demikian, potensi risiko dapat diminimalisir dan keselamatan perjalanan tetap terjaga.
Keputusan terkait kebijakan penggunaan power bank ini tidak hanya melindungi penumpang tetapi juga memastikan keamanan seluruh kru penerbangan. Kesadaran akan hal ini sangat penting dalam menjaga keselamatan saat bepergian.
