PT Indofarma Tbk. (INAF) melakukan langkah signifikan dalam upaya efisiensi operasional dengan memberhentikan 413 karyawan pada kuartal III-2025. Tindakan ini, yang dikenal sebagai pemutusan hubungan kerja (PHK), diambil sebagai bagian dari strategi rightsizing perusahaan untuk menyikapi tantangan pasar yang semakin kompleks.
Menurut laporan keuangan terbaru, pada tanggal 15 September 2025, INAF secara resmi melaksanakan proses PHK ini. Dengan demikian, sebelum penambahan karyawan baru, jumlah pegawai yang tersisa hanya tiga orang, menciptakan situasi yang menarik dalam manajemen sumber daya manusia perusahaan.
Setelah percepatan PHK tersebut, INAF melakukan penyesuaian dengan menambah 18 karyawan baru pada akhir September 2025. Dengan langkah ini, total karyawan INAF menjadi 21 orang, yang mencerminkan upaya mereka dalam menjalankan model bisnis terbatas yang disetujui selaras dengan keputusan homologasi.
Proses Rightsizing sebagai Strategi Efisiensi Perusahaan
Rightsizing merupakan strategi yang banyak digunakan oleh perusahaan untuk mencapai efisiensi dan optimasi tenaga kerja. INAF mengambil langkah ini setelah menganalisis kondisi pasar serta kebutuhan operasional yang berubah. Selain itu, keputusan ini diharapkan dapat mengurangi kerugian yang dialami perusahaan dalam periode-periode sebelumnya.
Tindakan PHK yang berlangsung pada September ini, meskipun terasa menyakitkan, dianggap perlu agar perusahaan dapat beradaptasi dengan cepat terhadap dinamika industri. INAF menilai bahwa pengurangan karyawan merupakan langkah proaktif untuk memastikan keberlangsungan dan pertumbuhan di masa depan.
Pada akhir Desember 2024, INAF tercatat memiliki karyawan sebanyak 788 orang. Namun, seiring dengan proses rightsizing dan dampaknya, terbukti bahwa 767 karyawan kehilangan pekerjaan hanya dalam sembilan bulan, terutama di pertengahan September 2025. Hal ini mencerminkan transformasi besar yang sedang dialami oleh perusahaan.
Pentingnya Model Bisnis Terbatas dalam Kesinambungan Perusahaan
Model bisnis terbatas yang diadopsi oleh INAF memungkinkan mereka untuk menyesuaikan diri dengan tekanan finansial dan pasar yang semakin kompetitif. Dengan adanya keputusan homologasi yang disetujui, INAF kini dapat menyusun strategi baru yang lebih berkelanjutan dan responsif. Ini adalah langkah penting dalam restrukturisasi yang dapat memberikan landasan yang kuat untuk pertumbuhan di masa mendatang.
Manajemen INAF menekankan bahwa penambahan karyawan baru akan tetap disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tetap berkomitmen untuk mengembangkan kemampuan kolektif meskipun dalam situasi yang sulit. Fokus pada kebutuhan Sumber Daya Manusia menjadi prioritas utama untuk kembali mengoptimalkan operasional.
Dengan adanya penyesuaian dan penambahan karyawan ini, INAF berusaha membangun kembali kekuatan tim yang mampu menghadapi tantangan. Meskipun situasinya sulit, perusahaan berharap dapat membawa harapan baru bagi karyawan dan stakeholder lainnya.
Analisis Performa Keuangan dan Dampaknya
Pada kuartal III-2025, INAF berhasil mencatatkan penurunan rugi tahun berjalan sebesar Rp127,09 miliar, berkurang dari kerugian Rp166,48 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Ini merupakan indikasi positif bahwa langkah-langkah yang diambil mulai menunjukkan dampak dalam perbaikan performa keuangan perusahaan.
Penjualan bersih yang mencapai Rp133,73 miliar meskipun sedikit turun dibandingkan tahun sebelumnya menunjukkan bahwa produk dan layanan yang ditawarkan INAF tetap memiliki permintaan. Pengelolaan yang lebih efisien diharapkan dapat membawa hasil yang lebih baik di masa depan.
Meninjau dari laporan keuangan, jelas bahwa meskipun terdapat penurunan pada total penjualan, langkah restrukturisasi yang diambil akan memberikan dampak yang cukup signifikan dalam jangka panjang. Fokus pada efisiensi dan penyesuaian akan membuat perusahaan lebih kuat dalam menghadapi tantangan mendatang.
