Pada bulan November 2025, pasar modal Indonesia menunjukkan kinerja yang sangat menggembirakan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di level 8.508,71, mengalami kenaikan signifikan sebesar 20,18% sepanjang tahun ini.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menyatakan bahwa peningkatan ini mencerminkan ketahanan perekonomian nasional meskipun terdapat banyak dinamika di kancah global. Hal ini menjadi indikasi bahwa pasar modal domestik tetap kuat dan dapat menghadapi tantangan.

Inarno juga menegaskan bahwa pertumbuhan IHSG didukung oleh penambahan jumlah investor yang signifikan, yaitu sebanyak 476.000. Dengan demikian, total jumlah investor sepanjang tahun ini mencapai 19,67 juta, yang meningkat sebesar 32,29% dibandingkan tahun sebelumnya.

Kondisi dan Faktor Pendukung Kenaikan Pasar Modal Indonesia

Peningkatan kinerja pasar modal tidak terlepas dari berbagai faktor positif yang mendukungnya. Salah satu faktor utama adalah pertumbuhan ekonomi yang stabil dan program-program pemerintah yang mendorong investasi.

Pemerintah Indonesia juga berupaya untuk meningkatkan kepercayaan investor melalui berbagai kebijakan yang menciptakan iklim investasi yang lebih baik. Ini termasuk regulasi yang lebih transparan dan dukungan bagi perusahaan untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO).

Di sisi lain, infrastruktur pasar modal yang semakin berkembang juga berperan penting. Berbagai inovasi dan teknologi baru diimplementasikan untuk memberikan kemudahan bagi para investor dalam bertransaksi di pasar modal.

Jumlah Investor dan Aktivitas Penghimpunan Dana yang Positif

Jumlah investor yang terus berkembang menunjukkan bahwa pasar modal semakin diminati oleh masyarakat. Melihat pertumbuhan jumlah investor yang cukup signifikan, semakin banyak individu yang ingin berinvestasi dan terlibat dalam pasar saham.

Kinerja ini juga tercermin dari aktivitas penghimpunan dana yang meningkat. Hingga akhir November, OJK mencatat ada 16 IPO dengan total nilai mencapai Rp 11,5 triliun, yang menunjukkan minat yang kuat dari perusahaan-perusahaan untuk go public.

Selain itu, terdapat juga penerbitan saham baru yang mencapai total nilai Rp 35,1 triliun. Ini menjadi sinyal positif bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia optimis dengan prospek bisnis mereka di masa depan.

Kontribusi dari Penerbitan Obligasi dan Dana Publik

Pengelolaan dana melalui obligasi dan penerbitan umum juga mencatatkan angka yang menarik. Penggalangan dana melalui EBUS dan PUB EBUS mencapai total Rp 192 triliun, menunjukkan bahwa pasar obligasi juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan.

Total penggalangan dana sepanjang tahun ini mencapai Rp 238,68 triliun, menggambarkan tingginya minat investor pada instrumen keuangan yang tersedia. Hal ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap posisi ekonomi Indonesia yang baik.

Di tengah dinamika global yang terus berubah, pasar modal Indonesia terbukti menunjukkan daya tahan yang luar biasa. Para pelaku pasar terus mencari peluang, dan keberadaan berbagai instrumen keuangan semakin memperkaya pilihan investasi.