Industri sistem dan teknologi tanpa awak di Indonesia tengah mengalami perkembangan pesat. Hal ini terlihat jelas lewat adanya Musyawarah Nasional (Munas) yang diselenggarakan oleh Asosiasi Sistem dan Teknologi Tanpa Awak (ASTTA) di Jakarta baru-baru ini.
Acara ini menjadikan momen penting untuk membahas berbagai isu terkait pengembangan teknologi dan industri drone di tanah air. Mengusung tema “Konsolidasi dan Sinergi Menuju Industri Sistem dan Teknologi Tanpa Awak Indonesia yang Berkelanjutan,” Munas ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi pasar yang ada.
Dengan perkiraan bahwa pasar drone nasional dapat mencapai angka USD 93 juta pada tahun 2028, ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam menciptakan inovasi teknologi. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa Indonesia berpeluang menjadi pusat pengembangan teknologi drone di kawasan Asia Tenggara.
ASTTA optimis bahwa dengan kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk kementerian, BUMN, pendidikan tinggi, dan sektor swasta, industri drone dapat berkontribusi signifikan terhadap transformasi ekonomi digital. Ini adalah langkah strategis untuk mencapai keberlanjutan dan daya saing dalam pasar global.
Forum tahunan ini diharapkan dapat memperkuat kerja sama di antara pelaku industri. Selain itu, acara ini juga diharapkan menjadi sarana untuk memperjelas arah kebijakan yang akan diambil dalam mencapai kemandirian teknologi nasional.
Kepercayaan Industri Meningkat
Ketua Umum ASTTA untuk periode 2022–2025, Dian Rusdiana Hakim, menyatakan bahwa saat ini asosiasi telah menghimpun 22 badan usaha sebagai anggota. Ini menunjukkan peningkatan kepercayaan dari berbagai pihak terhadap ASTTA sebagai forum profesional bagi pelaku industri drone.
Kepercayaan ini adalah indikasi bahwa ekosistem drone di Indonesia mulai berkembang dan matang. ASTTA berusaha menjadi wadah yang tidak hanya berfungsi sebagai forum diskusi, tetapi juga sebagai tempat untuk membangun standar industri dan tata kelola yang transparan.
Dian menegaskan bahwa tantangan dalam industri sistem tanpa awak tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga struktural. Diperlukan integrasi yang kuat dalam penggunaan ruang udara yang lebih rendah dan penerapan standar keselamatan yang ketat demi memajukan industri ini.
“Selain itu, kami juga harus meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) secara realistis dan mempersiapkan talenta unggul yang siap bersaing di kancah internasional,” imbuh Dian. Langkah-langkah strategis ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia di pasar global.
Peran Penting Pendidikan dalam Pengembangan Teknologi Drone
Pendidikan memainkan peran krusial dalam pengembangan industri teknologi tanpa awak. Melalui kolaborasi dengan institusi pendidikan tinggi, ASTTA berharap dapat menciptakan kurikulum yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan industri.
Melatih generasi mendatang di bidang teknologi drone adalah langkah yang harus diambil untuk menciptakan talenta yang kompeten. Talenta ini akan sangat diperlukan agar Indonesia mampu bersaing secara global dalam industri yang kian berkembang.
ASTTA juga berencana untuk menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi bagi para profesional yang ingin terjun ke dalam industri drone. Ini adalah langkah konkret untuk memastikan bahwa para pelaku industri memiliki kompetensi yang memadai.
Dengan adanya kerja sama antara industri dan akademisi, inovasi baru dapat dihasilkan. Keterlibatan akademisi dalam penelitian dan pengembangan diharapkan akan membawa terobosan yang signifikan dalam industri teknologi tanpa awak di Indonesia.
Melalui pendidikan yang tepat, Indonesia tidak hanya akan memproduksi teknologi drone, tetapi juga menciptakan ekosistem inovasi yang berkelanjutan. Ini adalah tantangan sekaligus peluang bagi semua pihak yang terlibat.
Kendala dan Tantangan dalam Pertumbuhan Industri Drone di Indonesia
Meskipun industri drone di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang positif, masih ada berbagai kendala yang harus diatasi. Salah satunya adalah regulasi yang belum sepenuhnya jelas dan mendukung pengembangan teknologi tanpa awak.
Pembentukan regulasi yang akomodatif sangat penting untuk memberikan jaminan bagi investor dan pelaku industri. Pengaturan yang baik akan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan inovasi teknologi.
Selain itu, masih ada tantangan dalam hal infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung operasional drone. Penyediaan fasilitas yang memadai dan sesuai dengan standar keselamatan harus menjadi prioritas untuk mengurangi risiko dalam penggunaan drone.
Adanya hambatan birokrasi dalam pengurusan izin terbang juga menjadi tantangan tersendiri. Proses yang berlarut-larut dapat menghambat akuisisi teknologi dan pengembangan industri secara keseluruhan.
Oleh karena itu, kolaborasi antar semua stakeholder, baik pemerintah maupun swasta, harus diperkuat untuk mencapai solusi yang saling menguntungkan. Kesepakatan yang dicapai akan membantu menciptakan ekosistem industri drone yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Strategi Ke Depan untuk Meningkatkan Daya Saing Industri Drone
Menentukan strategi ke depan adalah langkah penting dalam memastikan daya saing industri drone nasional. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan TKDN dalam pengembangan teknologi dan produk yang dihasilkan.
Mendorong penggunaan komponen lokal dalam pembuatan drone dapat mengurangi biaya produksi, sekaligus mendukung perekonomian domestik. Hal ini juga akan memperkuat fondasi industri dalam negeri untuk tumbuh dan berinovasi.
Inovasi juga harus didorong secara terus-menerus untuk menghasilkan produk yang unggul dan sesuai dengan kebutuhan pasar. Melalui riset dan pengembangan yang sistematis, industri dapat menciptakan teknologi drone yang lebih efisien dan efektif.
Partisipasi dalam pameran dan konferensi teknologi internasional juga penting untuk meningkatkan visibilitas industri drone Indonesia. Memperkenalkan produk dan teknologi di kancah global akan membuka peluang kerjasama dan investasi baru.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Indonesia diharapkan dapat menjadi pemain utama dalam industri teknologi tanpa awak, sekaligus berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
