Pada hari Jumat, 17 Oktober 2025, pasar saham Indonesia menunjukkan pergerakan yang menarik ketika investor asing tercatat melakukan pembelian bersih di tengah penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Situasi menarik ini menandai adanya ketertarikan yang kuat dari luar negeri, meskipun pasar domestik mengalami koreksi.
Data menunjukkan bahwa akumulasi pembelian asing mencapai Rp 3,04 triliun, dengan kontribusi terbesar berasal dari pasar negosiasi. Ketika IHSG menunjukkan penurunan sebesar 2,57%, masih ada potensi positif terlihat dari transaksi besar yang terjadi di beberapa saham tertentu.
PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) adalah salah satu dari beberapa perusahaan yang mencatatkan transaksi signifikan pada sesi perdagangan tersebut. Dengan nilai transaksi yang mencapai Rp 534 miliar, hal ini menunjukkan bahwa meskipun pasar sedang lesu, ketertarikan terhadap saham tertentu tetap tinggi.
Saham-saham yang Mendapat Perhatian Tinggi di Pasar
Salah satu investor yang menjadi sorotan adalah PT Capital Finance Indonesia Tbk (CASA), yang mencatatkan pergerakan saham yang dramatis. Pada sesi kedua, CASA mengalami transaksi luar biasa dengan nilai mencapai Rp 2,8 triliun, menunjukkan antusiasme tinggi dari para investor.
Perdagangan CASA difasilitasi oleh Pacific Sekuritas Indonesia, yang membantu menciptakan lingkungan transaksi yang mendukung. Saham CASA menunjukkan potensi besar, terutama karena pemegang manfaat akhirnya yang menguasai sebagian besar saham perusahaan tersebut.
Melihat lebih jauh, CASA berperan penting sebagai perusahaan jasa keuangan yang menyediakan berbagai layanan keuangan dan juga mengendalikan beberapa perusahaan yang lebih kecil. Dengan 67,06% dari total saham berada di tangan Danny Nogroho, CASA semakin mengukuhkan posisi strategisnya di pasar.
Pergerakan IHSG dan Dampaknya Terhadap Pasar Umum
Meskipun ada aktivitas positif dari investor asing, IHSG mengalami penurunan signifikan pada hari itu, turun sebesar 209,1 poin menjadi 7.915,66. Dalam situasi ini, mayoritas saham terdaftar di zona merah, mencerminkan ketidakpastian yang melanda pasar domestik.
Dalam dua sesi perdagangan, sebanyak 617 saham turun, sementara hanya 135 yang mampu merangkak naik. Volume transaksi yang tercatat hingga Rp 27,95 triliun menunjukkan bahwa meskipun ada penurunan, daya tarik untuk berinvestasi masih ada di pasar.
Di tengah kondisi tersebut, kapitalisasi pasar juga mengalami penurunan yang signifikan, tergerus menjadi Rp 14.746 triliun. Dengan data ini, terlihat bahwa investor perlu bersikap lebih hati-hati, terutama melihat adanya pengurangan dana sebesar Rp 814 triliun dari pasar saham sepanjang pekan tersebut.
Analisis Tren Transaksi dan Prediksi Masa Depan
Menanggapi tren aktifnya pembelian bersih dari investor asing, analis mengindikasikan situasi ini sebagai sinyal positif untuk masa depan pasar saham Indonesia. Meski IHSG mengalami fluktuasi, kehadiran dana asing menandakan ketertarikan global terhadap potensi yang masih ada di Indonesia.
Kondisi ini juga dapat menjadi indikator bahwa investor asing mungkin telah menemukan peluang di titik terendah pasar. Dengan kata lain, mereka mungkin optimis tentang pemulihan yang akan datang setelah periode koreksi ini.
Dalam jangka pendek, investor domestik perlu memperhatikan mojok pasar, terutama pada saham-saham yang tetap menunjukkan kekuatan meskipun IHSG tertekan. Ini dapat menjadi strategi yang tepat untuk memanfaatkan situasi dan menemukan peluang baru di pasar.