NASA – NASA kembali menunda misi Artemis 2, yang seharusnya menjadi langkah penting dalam mengembalikan manusia ke Bulan setelah lebih dari lima dekade. Penundaan ini bukan yang pertama—jadwal peluncuran awal tahun 2024 sebelumnya telah diundur ke September 2025. Kini, NASA menargetkan Artemis 2 diluncurkan pada April 2026. Akibatnya, misi lanjutan, Artemis 3, yang diharapkan mendaratkan astronaut di Bulan, juga tertunda hingga pertengahan tahun 2027.
Masalah Teknis pada Kapsul Orion
Penundaan ini dipicu oleh temuan teknis pada kapsul Orion, kendaraan utama yang akan membawa astronaut dalam misi ini. Setelah peluncuran sukses Artemis 1 pada November 2022, NASA melakukan inspeksi menyeluruh pada Orion. Hasilnya, ditemukan kerusakan signifikan pada lapisan pelindung panas kapsul. Lapisan ini dirancang untuk melindungi astronaut dari panas ekstrem saat masuk kembali ke atmosfer Bumi. Kerusakan tersebut memunculkan kekhawatiran serius tentang keselamatan astronaut dalam misi mendatang.
Dampak Penundaan
Penundaan ini tidak hanya memengaruhi jadwal Artemis 2 tetapi juga misi-misi lainnya. Artemis 3, yang dirancang untuk menjadi misi pertama NASA mendaratkan manusia di permukaan Bulan sejak era Apollo, kini harus menunggu lebih lama. Tantangan ini juga dapat memengaruhi target jangka panjang NASA, termasuk pembangunan stasiun luar angkasa Gateway di orbit Bulan dan misi eksplorasi Mars di masa depan.
Mengatasi Tantangan
NASA menyatakan bahwa keselamatan astronaut adalah prioritas utama. Saat ini, tim insinyur tengah mengembangkan solusi untuk memperbaiki masalah pelindung panas Orion. Selain itu, mereka juga melakukan pengujian tambahan untuk memastikan kapsul siap menghadapi kondisi ekstrem dalam misi yang akan datang.
Penundaan ini mencerminkan kompleksitas program luar angkasa modern. Namun, dengan pembelajaran dari setiap tantangan, NASA tetap optimis bahwa Artemis 2 akan menjadi tonggak penting menuju era baru eksplorasi Bulan.
Tantangan pada Pelindung Panas Orion: Temuan dari Artemis 1
Setelah melakukan analisis mendalam pasca-misi Artemis 1, NASA mengungkapkan bahwa masalah utama terletak pada lapisan pelindung panas kapsul Orion. Lapisan tersebut, yang dirancang untuk menahan suhu ekstrem saat masuk kembali ke atmosfer Bumi, mengalami kerusakan serius.
Menurut NASA, pelindung panas Orion tidak mampu mengeluarkan cukup banyak gas yang terperangkap di dalamnya. Akibatnya, beberapa bagian lapisan pelindung mengalami retakan dan kerusakan selama misi. Informasi ini dikonfirmasi oleh laporan yang dilansir dari The Verge pada Sabtu (7/12/2024).
Keselamatan Tetap Terjamin
Meski lapisan pelindung panas Orion mengalami kerusakan, sensor suhu di dalam kapsul menunjukkan hasil yang menggembirakan. Interior kapsul tetap berada dalam kondisi aman dan nyaman, yang menandakan bahwa sistem pelindung Orion masih mampu menjaga kestabilan suhu untuk astronaut. Namun, perlu dicatat bahwa misi Artemis 1 tidak membawa awak manusia sehingga risiko langsung terhadap keselamatan tidak diuji dalam skenario ini.
Pelajaran untuk Misi Mendatang
Penemuan ini menjadi peringatan penting bagi NASA dalam persiapan misi Artemis 2, yang akan membawa astronaut pertama dalam program Artemis ke orbit Bulan. Insinyur NASA kini bekerja keras untuk merancang ulang pelindung panas Orion agar mampu menahan kondisi lebih ekstrem, sekaligus memastikan semua sistem bekerja sempurna untuk misi berawak.
Dengan keselamatan sebagai prioritas utama, NASA optimis bahwa tantangan ini dapat diatasi dan memberikan fondasi yang lebih kuat untuk keberhasilan misi-misi Artemis berikutnya.
Misi Artemis 2: Langkah Menuju Bulan
Artemis 2 menjadi misi penting dalam program eksplorasi Bulan NASA. Misi ini dirancang untuk mengirim empat astronaut—Christina Koch, Reid Wiseman, Victor Glover, dan Jeremy Hanson—ke orbit Bulan. Meski tidak melibatkan pendaratan, Artemis 2 akan menjadi tonggak bersejarah pertama kalinya astronaut terbang menggunakan kombinasi roket Space Launch System (SLS) dan kapsul Orion.
Misi Mengelilingi Orbit Bulan
Selama 10 hari, keempat astronaut akan mengelilingi orbit Bulan sebelum kembali ke Bumi. Dalam perjalanan ini, mereka akan mengumpulkan data penting untuk menguji kemampuan teknis kapsul Orion dalam mendukung kehidupan di luar angkasa, sekaligus mengevaluasi performa sistem kritisnya. Misi ini juga memberikan gambaran tentang pengalaman dan tantangan yang mungkin dihadapi pada misi-misi berawak berikutnya.
Setelah menyelesaikan orbit, kapsul Orion akan kembali ke Bumi dengan kecepatan tinggi dan mendarat di perairan Samudera Pasifik. Operasi ini sekaligus menguji kemampuan sistem pelindung panas Orion yang telah diperbarui.
Pintu Menuju Artemis 3 dan Masa Depan
Jika Artemis 2 berhasil, NASA akan melanjutkan ke Artemis 3 pada 2027, yang direncanakan menjadi misi pertama yang mendaratkan astronaut di kutub selatan Bulan. Misi ini bertujuan untuk membuka era baru eksplorasi Bulan, termasuk studi tentang es air di kawah gelap yang bisa menjadi sumber daya penting untuk eksplorasi manusia lebih jauh.
Administrator NASA, Bill Nelson, menegaskan keyakinannya bahwa Amerika Serikat tetap berada di garis depan perlombaan luar angkasa. Meski program Artemis telah menghadapi berbagai penundaan, Nelson optimis bahwa AS akan menjadi yang pertama mendarat di Bulan sebelum China, yang merencanakan misi serupa pada 2030.
Membuka Babak Baru Eksplorasi Luar Angkasa
Artemis 2 bukan hanya sekadar uji coba teknologi, tetapi juga simbol kerja sama internasional dan semangat eksplorasi manusia. Dengan langkah ini, NASA menunjukkan komitmennya untuk terus memimpin dalam eksplorasi luar angkasa, membuka jalan bagi misi-misi yang lebih ambisius, termasuk eksplorasi Mars di masa depan.
Baca juga artikel kesehatan lainnya.